Minggu, 21 Februari 2016

cerita penderita HIV/AIDS


Yaakk ini adalah salah satu true story aku J.. beberapa bulan yang lalu aku bertemu dengan seorang penderita HIV/AIDS...

Sebelumnya tau ngga kalian apa itu HIV/AIDS?  HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urin. HIV tidak di tularkan melalui kontak biasa... okey itu tandanya HIV/AIDS tidak menular apabila kita hanya bersalaman dengan penderita..

Aku mencari tau informasi tentang hal ini bukan untuk memenuhi tuntutan tugas kuliah atau apa.. tapi aku pikir informasi ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup aku.. hehehe... Pelajaran hidup itu bisa kita dapatkan dari mana aja, dari hal besar sampai hal kecil yang mungkin bagi sebagian orang hal itu ngga penting bahkan ngga terlihat....

Hasil obrolan aku sama keluarga penderita dan observasi yang aku lakukan, aku mendapatkan satu pelajaran dalam hidup, yang mau aku ceritain ke kalian semoga aja kalian juga mendapatkan tambahan pengalaman dari pengalaman yang udah aku dapetin ini... tapi aku ngga bisa nyebutin penderita ini berasal dari mana yaa.. karena ada faktor yang ga bisa aku ceritain disini..

Bagiku, penderita ini adalah orang yang sangat pendiam tapi ramah dan baiiiiik banget... dia juga ngga pernah memperlihatkan bahwa dia sedang mempunyai masalah.. dia dari keluarga yang sangat-sangat mampu tapi dia hanya memakai baju seadanya dan berdandan apa adanya.. menurut ibunya, dia ngga pernah menuntut ini itu semasa hidupnya, dia juga ngga pernah minta uang kepada orang tuanya ketika dia sedang kekurangan uang.. dia dibesarkan dari keluarga yang otoriter ayahnya sangat keras, dan sering menghukumnya dengan melakukan kekerasan fisik kepadanya, mungkin itu sebabnya dia tumbuh menjadi sosok yang pendiam, dia juga tumbuh dari keluarga yang kurang kuat dari segi agama... dari cerita ibunya ketika kuliah semester 2 dia terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan dia kenal dengan seorang PSK,PSK tersebut mengahalalkan segala cara agar dia mau dengan PSK itu.. sampai akhir hidupnya mereka hanya “kumpul kebo” sampai mereka berdua terkena virus mematikan ini... Dulu dia pergi dari rumah karena ayahnya ngga mau menerimanya.. tapi semenjak ayahnya meninggal, dia sering menengok ibunya dan sering membantu ibunya yang sudah tua namun dia tidak mau untuk bermalam dirumah ibunya kecuali ibunya meminta dia untuk menjaga rumah dikala ibunya sedang berpergiaan keluar kota..

Singkat cerita sekitar 6 bulan yang lalu dia pulang kerumah ibunya dan meninggalkan PSK itu.. bukan dia tidak bertanggung jawab atas hidup PSK itu, namun dia terlalu sering dikecewakan oleh sang PSK.. dia mengembalikan PSK tersebut kepada keluarganya meskipun sebagian keluarganya, tidak bisa menerima keputusan itu... namun terkadang dia masih sering menengok sang PSK dan memberinya uang untuk kebutuhan hidup PSK tersebut.. Sampai akhirnya dia sering jatuh sakit dan dia telah di vonis menderita penyakit HIV/AIDS.. Ibu dan keluarganya sangat terpukul mendengarkan kabar tersebut, hampir semua saudaranya tidak mau menerimanya, bahkan untuk bersalaman pun juga tidak mau,padahal informasi sudah jelas mengatakan bahwa virus HIV/AIDS tidak menular apabila kita hanya bersalaman.. yaa mungkin ada juga beberapa dari saudaranya memberikan dukungan secara materi, tapi apakah benar materi saja yang di perlukan oleh penderita?? Jujur aku sedih karena aku ngga sempat mengajarkan agama kepadanya, yaa minimal mengajarkan solat.. karena ngga ada orang yang mengajarkan nya solat waktu itu, padahal aku melihat bahwa ada keinginan dia untuk bisa kembali ke jalan Allah... hampir semua dari keluarganya tidak mau “touching” kepadanya, bahkan ketika dia sudah tidak bisa berjalan, tidak ada satu orang pun yang mau membantunya.. sayang sekali... ada persepsi orang yang salah tentang menangani penderita HIV/AIDS ini, penderita virus ini bukan ada pada penderita yang mempunyai sakit kulit looooh, kenapa mesti ngga mau “touching”... Subhannalloh, aku melihat sendiri penurunan berat badan yang sangat drastis pada penderita HIV/AIDS, aku tidak bisa bayangkan apabila hal tersebut terjadi kepada kita atau kepada keluarga kita bagaimana perasaan tertekannya,karena tidak bisa di terima oleh masyarakat bahkan keluarga sendiri...Padahal semua orang mempunyai kedudukan yang sama di mata Allah, kenapa kita sebagai manusia tidak saling membantu orang-orang yang berada di sekeliling kita, ketika mereka mengalami kesusahan? Setidaknya, jika kita tidak bisa membantu secara materi, kita bisa kok membantunya dengan memberikan dukungan dan menunjukkan kepadanya bahwa kita peduli dengannya dan menginginkan dia hidup menjadi lebih baik karena dari merekalah kita juga bisa belajar untuk hidup lebih baik....

Pelajaran yang udah aku dapatkan adalah :

1.    Beberapa kasus yang aku temui pada penderita HIV/AIDS adalah keluarga dari penderita tidak mau dan tidak bisa menerima keadaan penderita waktu itu.. Padahal menurut aku dukungan terbaik adalah dukungan dari orang tua, keluarga dan orang-orang terdekat kita... aku melihat dari kasus ini, awalnya ibu dan keluarganya berat untuk menerima kondisi anaknya/saudaranya, mungkin karena malu dan karena takut penyakit itu bakal menular.. padahal yang dibutuhkan dia adalah dukungan dari keluarga dan orang terdekatnya.. bukan hanya sekedar dukungan eksternal tetapi dukungan untuk menumbuhkan rasa percaya bahwa dia akan sembuh dan dia diterima minimal diterima oleh keluarganya..
2.   Kenapa kita harus menilai seseorang itu dari dia mengidap penyakit, yang mungkin sebagian orang menganggap penyakit ini adalah penyakit yang memalukan, kenapa kita ngga coba buat peduli dengan usaha dia untuk bangkit dan sembuh? Aku percaya, dia pasti menyesal dengan apa yang pernah di lakukannya di masa lalu, dan aku juga percaya dia pasti punya keinginan yang sangat besar untuk berubah... kita ngga pernah tau bagaimana usaha dia untuk melawan penyakit itu karena sebagian orang dari kita hanya sibuk melihat apa yang terjadi sekarang adalah ulah dia di masa lalunya..
3.    Mending jangan banyak bicara deh, kalau kita emang mau bantu orang mending langsung bantu aja daripada kita banyak bicara tapi kita ngga ada usaha apa-apa buat ngebantu orang itu buat apa? takutnya apa yang kita bicarakan itu bisa membuat orang lain tersinggung  dan malah memperburuk kesehatannya gimana? Hehehe.. tapi inget yaa, kadang niat baik kita itu bisa kapan aja di salah artikan sama orang lain, jadi intinya kenali dulu sikonnya baru kalian lakukan yang terbaik buat kalian.. dan jangan memaksakan pikiran kalian kepada mereka yang ngga mau menerima pendapat kalian karena bisa aja apa yng terbaik buat kalian belum tentu baik juga buat mereka... ya kanJ
4.     Cari informasi yang akurat jangan mencari informasi itu berdasarkan “katanya” karena kita bisa saja salah informasi, maka jadilah orang yang cerdas dalam mencari dan memperoleh informasi..

Aku belajar dari Beliau, aku belajar tentang kesederhanaan dan kebahagiaan.... kita yang nentuin jalan hidup kita mau kayak gimana, kita yang nentuin dan mempersiapkan kebahagiaan kita nanti... selebihnya percaya sama Allah, karena Allah pasti kasih yang terbaik untuk hidup kita.. kebahagiaan yang beliau ajarkan ke aku adalah : “ Kesederhanaan dalam menjalani hidup dan kesederhanaan untuk mempersiapkan masa depan kita sebaik mungkin..”

Selamat jalan ************
Semoga Allah menerangi jalanmu dan memberikan tempat terbaik untukmu serta Allah menerima segala amal ibadahmu.....
Aamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar